TINJAUAN PUSTAKA
Pneumokoniosis adalah sekumpulan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu mineral didalam jaringan paru. Tergantung dari jenis debu yang tertimbun, nama penyakit dan gejalanyapun berbeda-beda.
B. Silikosis
Silikosis adalah pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu silika bebas (SiO2). Pekerja yang beresiko mengidap penyakit ini adalah penambang dan ekstrasi batu-batu keras, pekerja pengahalus dan pemolesan batu, pekerja pabrik keramik serta pekerjaan lain yang memanfaatkan pasir sebagai amplas.
Penyakit silikokis ini akan mengakibatkan penurunan fungsi paru. Pada tingkat ringan, ditandai dengan sesak napas (dyspnoea), kadang disertai batuk kering (tanpa dahak). Pada tingkat sedang, disamping sesak napas juga terjadi penurunan kemampuan kerja. Sedangkan pada tingkat berat, terjadi cacat total fungsi paru sehing pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya.
Yang perlu diwaspadai adalah bahwa penderita silikosis ini memiliki resiko tinggi terjadinya tuberkolosis paru akibat paparan bakteri mycobacterium tuberkolosis. Faktor pemicu penyakit infeksi ini adalah lingkungan kerja yang padat, gizi buruk, serta tingginya angka kesakitan penyakit tuberkolose di masyarakat
Beberapa upaya pencegahan terjadinya silikosis
1. Subtitusi
Pada proses meratakan permukaan logam yang biasanya menggunakan debu pasir yang disemprotkan, diganti dengan bubuk alumina
2. Mengurangi kadar silika bebas dalam ruangan
Caranya dengan membuat ventilasi umum dan lokal. Fungsi ventilasi umum ini adalah untuk mengalirkan udara dari luar ke ruang kerja dan fungsi ventilasi lokal adalah untuk memompa debu keluar ruang kerja
3. Upaya perlindungan dri
Upaya terakir adalah perlindungan diri dengan memanfaatkan masker standar
Antrakosilikokis merupakan pneunokoniosis pada pekerja tambang batubara yang disebabkan oleh paparan debu campuran. Debu campuran dari tambang batubara berasal dari serpihan pasir bubuk batu, kaolinit, batu tulis dan batu kapur.
Pada stadium dini, biasanya antrakosilikokis ini tidak menunjukan gejala penyakit. Namun pada stadium lanjut akan ditemukan gangguan fungsi paru. Beberapa upaya pencegahan terjadinya antrakosilikokis
1. Pembuatan ventilasi umum dan lokal, sebagaimana halnya pencegahasn pada penyakit silikosis
2. Pemotongan (catting) arang batu dilakukan secara basah dengan menyemprotkan air pada rantai pemotong, terutama yang bersentuhan dengan permukaan batu
3. Membasahi permukaan arang batu dengan air
4. Menggunakan masker, baik mereka yang berkerja dipertambangan maupun yang bekerja dipengolahan
Asbestosis adalah salah satu jenis pneunokoniosis yang disebabkan oleh debu asbes. Asbes merupakan campuran berbagai silikat dan yang paling banyak adalah magnesium silikat.
Pekerja yang beresiko tinggi menderita asbestosis adalah pekerja yang bekerja di pertambangan, penggilingan dan pengolahan asbes. Debu asbes yang terhirup kedalam paru mengalami perubahan menjadi ”badan-badan asbestos”, yang jika dilihat dengan mikroskop akan terlihat sebagai batangan dengan panjang sekitar 200 mikron. Disamping secara inhalasi, debu asbes dapat memasuki tubuh pekerja melalui ludah dan dahak yang tertelan.
Gejala asbestosis antara lain sesak napas, batung dengan disertai banyak dahak. Dari hasil foto thorax akan mudah dikenali, karena menunjukan gambaran yang sangat spesifik berupa ”ground glass apearance”, yaitu adanya titik-titik dibasis paru, sedangkan batas-batas jantung dan diafragma tidak jelas. Tanda lain yang khas adalah pelebaran ujung-ujung jari (sianosis)
Beberapa upaya pencegahan terjadinya asbestosis :
1. Penambangan dan pengeboran asbes harus selalu basah
2. Pada industri tekstil yang menggunakan asbes
3. Pembuatan ventilasi umum dan lokal, sebagaimana halnya pencegahasn pada penyakit silikosis
4. Untuk membersihkan mesin-mesin dan ruangan sebaiknya menggunakan penghisap hampa udara (vaccum)
5. Pekerja yang melakukan pembersihan mesin dan tempat keja harus menggunakan alat pelindung diri
Bisinosis adalah sebutan penyakit yang disebabkan oleh paparan debu kapas dalam paru. Pada umumnya pekerja yang terkena paparan debu kapas ini adalah mereka yang bekerja pada pabrik texstil.
1. Gejala Bisinosis
Gejala khas dari bisinosis ini adalah timbulnya ”rasa hari senin” terutama pada tingkat penyakit yang masih ringan. Hal itu ditandai dengan rasa berat dan sesak nafas pada hari pertama masuk kerja. Schilling membuat urutan derajat beratnya penyakit sebagai berikut:
a. Derajat setengah
Kadang-kadang ada keluhan rasa berat didada pada hari pertama masuk kerja
b. Derajat satu
Ada keluhan rasa berat didada dan sesak nafas pada hari pertama masuk kerja
c. Derajat dua
Keluhan rasa berat didada dan sesak nafas tidak hanya terjadi pada hari pertama masuk kerja, tetapi berlanjut setiap hari
d. Derajat tiga
Seperti halnya keluhan pada derajat dua, tetapi ditambah dengan adanya kelainan paru yang menetap.
2. Beberapa upaya pencegahan terjadinya asbestosis :
a. Terhadap lingkungan kerja
Dilakukan dengan cara membuat ventilasi umum dan penghisap udara keluar. Meniup atau membersihkan lantai dengan sapu sebaiknya tidak dilakukan, karena akan memperberat pencemaran. Pembersihan mesin karding sebaiknya menggunakan pompa hampa udara
b. Terhadap bahan kapas
Sebaiknya dilakukan pemasakan (steaming) kapas, untuk mengurangi efek biologis dari debu kapas. Pencucian kapas sebelum proses tekstil akan mengurangi pencemaran debu kapas dilingkungan kerja
c. Terhadap para pekerja
Dilakukan pemeriksaan secara berkala. Bagi mereka yang mulai mengeluh bisinosis, sebaiknya dipertimbangkan untuk dipindahkan bagian lain yang bebas pencemaran debu kapas. Antipasi lainnya adalah penggunaan masker ditempat kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar