Minggu, 04 Juli 2010

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, lebih dari 60% penduduk Jawa Tengah merupakan pekerja. Dari jumlah tersebut, sekitar 30% merupakan pekerja pada sektor formal dan 70% merupakan pekerja sektor informal. Pekerja formal adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaannya pada suatu instansi/unit usaha yang mempunyai izin dan terstruktur seperti karyawan pemerintah, BUMN, TNI, Kepolisian, karyawan perusahaan baik berskala besar, menengah, dan kecil yang mempunyai izin usaha. Sedang pekerja sektor informal, adalah mereka yang bekerja dengan modal skala kecil. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut : bekerja dalam jam kerja yang tidak tetap dan umumnya mempergunakan tenaga kerja dari lingkungan keluarga sendiri.

Pekerja sektor informal ini memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Hal ini terbukti pada saat krisis ekonomi pada tahun 1998, sektor ini hampir tidak terimbas dampak krisis dan justru memberikan sumbangan penting dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu sudah sepatutnya pekerja di sektor informal ini mendapat perhatian dari pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan upaya kesehatan kerja. Pekerja di sektor informal pada umumnya sangat beresiko terkena penyakit akibat kerja. Dari berbagai macam penyakit akibat kerja, pneumokoniosis lebih sering dijumpai pada pekerja sektor informal, khususnya bagi mereka yang dalam melaksanakan pekerjaannya sering tepapar debu mineral. Beberapa sumber menyebutkan, bahwa paparan debu mineral dapat mengakibatkan pneumokoniosis. Di Inggris, Belanda dan Swedia sekitar 50% pekerja pabrik tekstil yang terpapar debu mineral menderita pneumokoniosis.

Namun hingga sampai saat ini belum ada kejelasan tentang bagaimana mekanisme terjadinya pneumokoniosis akibat paparan debu mekanik. Sehingga untuk mengantisipasi masalah tersebut, maka langkah awal yang terpenting adalah pengenalan/identifikasi/deteksi dini gejala yang timbul dan dievaluasi, baru kemudian dilakukan pengendalian.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis yang terdiri dari empat orang anggota kelompok magang merasa tertarik untuk mengangkat persoalan pneumokoniosis kedalam laporan magang. Sesuai dengan data yang diperoleh, maka dalam penyusunan laporan magang ini penulis mengambil judul : ”Deteksi Dini Penyakit Pneumokoniosis Pada Pekerja Yang Berhubungan Dengan Debu Di Kabupaten Pati, Klaten Dan Sukoharjo Tahun 2009”.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana gambaran pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat, khususnya program Upaya Kesehatan Kerja dalam kaitannya dengan deteksi dini penyakit pneumokoniosis, pada pekerja yang berhubungan dengan debu di Kabupaten Pati, Klaten dan Sukoharjo tahun 2009.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Ingin mengetahui gambaran pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat, khususnya program Upaya Kesehatan Kerja dalam kaitannya dengan deteksi dini penyakit pneumokoniosis, pada pekerja yang berhubungan dengan debu di Kabupaten Pati, Klaten dan Sukoharjo tahun 2009.

2. Tujuan Khusus

a. Ingin mengetahui hasil pemeriksaan fungsi paru

b. Ingin mengetahui hasil pemeriksaan debu perorangan

c. Ingin mengetahui hasil pemeriksaan kadar debu lingkungan kerja

D. Manfaat

1. Bagi Peserta Magang

a. Sebagai proses belajar dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan dengan kenyataan dilapangan

b. Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai program upaya kesehatan kerja

2. Bagi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah

Sebagai bahan masukan dalam pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan upaya kesehatan kerja

3. Bagi Stikes Hakli Semarang

Menambah bahan bacaan yang berorientasi pada upaya kesehatan kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar